"Cilik ora turah bahan, gedhe ora kurang bahan"
secara harfiah berarti kecil tidak kelebihan bahan, besar tidak kekurangan bahan. Ungkapan ini sering diucapkan oleh para pelatih ketika dalam acara sambung (tarung). Pada saat sambung siswa merasa takut apabila siswa yang bertubuh kecil harus berhadapan dengan siswa yang bertubuh besar, dan sebaliknya, kadang siswa yang bertubuh besar merasa pasti menang melawan yang bertubuh kecil. Secara logika mungkin benar bahwa yang besar biasanya selalu menang, tetapi apakah selalu demikian?
Secara maknawi, "cilik ora turah bahan, gedhe ora kurang bahan"
berarti bahwa meskipun kecil bukan berarti kekurangan teknik, teori,
dan taktik dalam sambung. Sebaliknya meskipun besar tidak selalu pasti
menang. Jika pepatah ini diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
orang SH Terate tidak boleh minder apibila ia memiliki
kekurangan (fisik, kecerdasan, kepandaian, kekayaan, dan lain
sebagainya). Kekurangan bukanlah penghalang untuk berprestasi.
Kekurangan bukanlah alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang terbaik,
yang dapat dilakukan oleh jiwa Terate yang sekuat tenaga melakukan yang terbaik.
Pun sebaliknya, jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, orang SH Terate tidak
boleh tinggi hati, sombong, dan selalu menunjukkan keangguhan. Besar
(bisa berupa fisik, kemampuan, kecerdasan, keahlian, ketampanan,
kekayaan, kecantikan, dan lain sebagainya) bukan berarti ia akan selalu
di atas, bukan berarti ia selalu akan menjadi yang terhebat.
Maka, dari setiap jiwa Terate yang
tulus menjalani hidup, jika berpegang pada prinsip ini, ia tidak akan
pernah rendah diri untuk melakukan yang terbaik dan mempersembahkan yang
terbaik kendatipun memiliki kekurangan, baik untuk diri sendiri, orang
tua, lingkungan, maupun lebih luas lagi. Dan sebaliknya, setiap jiwa Terate merasa
tidak akan merasa tinggi hati, sombong, lagi angkuh dengan kelebihan
yang ada pada dirinya. Karena sesungguhnya semua itu bersifat sementara.
Semua itu hanyalah titipan dan amanah dari Tuhannya. Sehingga siapapun
yang "kuat" menanggung beban dan tanggung jawab serta amanah dari
Tuhannya itu, dialah yang akan jaya. Sebagai jiwa-jiwa Terate yang tulus, marilah kita nglembah manah (rendah hati), bukan tinggi hati. Semua manusia diciptakan sempurna. Di sisi lain, di atas langit ada langit, dan semua kekuatan dan kelebihan hanyalah hak Tuhan Pencipta Alam. Tuhan Maha Mengetahui.